20090505

buat cowok..

Pria Lebih Cepat Sembuh Dari Anoreksia

KapanLagi.com - Penyakit anoreksia atau kecenderungan untuk tidak makan bertahan lebih lama di kalangan anak-anak perempuan dibandingkan anak laki-laki, menurut penelitian.

Satu tahun setelah menjalani perawatan atas anoreksia, Dr Michael Strober dari Sekolah Kesehatan David Geffen, Universitas Kalifornia Los Angeles, dan rekan-rekannya menemukan bahwa anak-anak perempuan menunjukkan tingkat keberlanjutan yang tinggi akan kepedulian terhadap berat badan dan cara makan dibandingkan anak laki-laki.

Sementara itu, tidak satu pun anak laki-laki yang terlibat penelitian kembali mengalami anoreksia total setelah menjalani perawatan satu tahun, sedangkan 8,2% dari anak perempuan justru mengalaminya.

Penelitian tersebut pada mulanya melihat perbedaan jenis kelamin di kalangan para penderita anoreksia, tim peneliti itu menunjukkannya pada Jurnal Internasional mengenai Gangguan Cara Makan. Dikatakan, penyakit tersebut lebih banyak dijumpai di kalangan wanita, mereka menyebutkan, sejumlah penelitian mengatakan bahwa kemungkinan ada perbedaan jenis kelamin dalam hal perkembangan penyakit itu.

Guna menyelidiki hal itu, Strober dan rekan-rekannya melibatkan 99 orang pasien anoreksia dalam rentang usia 13 hingga 17, di mana 14 orang diantaranya adalah anak laki-laki.

Baik anak laki-laki atau perempuan menunjukkan gejala yang sama ketika mereka pertama kali menjalani perawatan, menurut para peneliti.

Mereka juga pada umumnya mengalami gangguan ketidaknyamanan yang diketahui memiliki hubungan dengan anoreksia seperti kecenderungan untuk selalu tampil sempurna. Namun, anak perempuan menunjukkan kepedulian yang lebih tinggi terhadap berat badan.

Satu tahun kemudian, para peneliti menemukan bahwa anak-anak perempuan itu dilaporkan lebih peduli kepada berat badan, bentuk tubuh dan makanan dari pada anak laki-laki dan tampaknya memiliki berat badan yang jauh di bawah berat badan yang disarankan.

Belum jelas, menurut Strober dan rekan-rekannya, apakah penemuan itu membuktikan jika anak perempuan akan menderita lebih lama atau penyakit akan bertahan dalam waktu lebih lama daripada anak laki-laki.

Perbedaan cara pikir antar jenis kelamin dapat jadi beranggungjawab terhadap perbedaan itu, menurut mereka. Namun, dimungkinkan juga hal itu terjadi akibat tekanan sosial dan budaya yang mengidealkan bentuk tubuh kurus di kalangan wanita. (ant/lpk)

20090504

caranyah buad ngatasin obesitas..







CARA MENGATASI OBESITAS-KAITAN OBESITAS DENGAN KANKER

Masyarakat pada umumnya mungkin bertanya, apa hubungan kegemukan dengan kanker? Bukankah penderita kanker itu cenderung kurus? Pada tahun 2001, para ahli menyimpulkan bahwa kanker kolon, payudara (paska menopause), endometrium, ginjal, dan esofagus, berhubungan dengan obesitas. Obesitas dan aktivitas fisik yang rendah menyebabkan kurang lebih 25 sampai 30% kanker utama seperti kanker kolon, payudara (paska menopause), endometrium, ginjal dan kanker esofagus.Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada pasien di atas 16 tahun dan non-smokers, dengan jelas memperlihatkan bahwa baik pria dan wanita yang lebih obes pada awal penelitian (dengan pemeriksaan- IMT), memiliki risiko lebih tinggi menderita kanker. Dalam penelitian ini, peningkatan risiko kanker seperti kanker ginjal dan uterus pada wanita dan kanker hati pada pria sangatlah mengejutkan. Hasil dari sebuah penelitian lain menyatakan bahwa obesitas adalah penyebab ke-2 kanker setelah merokok di Amerika Serikat.
Di dunia, angka kejadian obesitas makin meningkat dan merokok berkurang , sehingga diperkirakan bahwa obesitas 1 dekade berikutnya akan menjadi faktor risiko pertama terjadinya kanker di Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini dipresentasikan oleh the American Institute for Cancer Research and the World Cancer Research Fund International, dengan tema: Food, Nutrition, Physical Activity, and the Prevention of Cancer: A Global Perspective. Kini diperkirakan 2/3 dari penduduk di Amerika kelebihan berat badan.Di seluruh dunia, angka kejadian kanker meningkat lebih cepat daripada pertumbuhan penduduk. Walaupun telah diketahui bahwa obesitas meningkatkan angka kejadian kanker, namun risiko secara kuantistas dan kanker mana yang risikonya meningkat masih perlu evaluasi lebih lanjut. The American Institute for Cancer Research dan the World Cancer Research Fund International telah mengumpulkan anggotanya untuk mengevaluasi risiko kanker. Data yang dibahas adalah data dari 7000 penelitian yang telah dipublikasikan. Hasil dari review yang dilakukan: • Obesitas bermakna meningkatkan risiko dari 6 janis kanker: kanker kolon, ginjal, pankreas, eosofagus, serta kanker endometrium dan payudara pada wanita pasca menopause. • Peningkatan berat badan beberapa pon atau gemuk berlebih akan meningkatkan risiko kanker. • Peningkatan konsumsi daging merah meningkatkan risiko kanker sebesar 15%. • Peningkatan konsumsi daging olahan meningkatkan risiko kanker kolorektal. Berhubungan dengan hasil ini, para peneliti membuat rekomendasi untuk pencegahan kanker (berhubungan dengan berat badan): • Usahakan berada dalam kisaran berat badan yang normal, (selangsing mungkin). • Konsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan (buah, sayur, beras, dan kacang polong). • Hindari konsumsi daging merah 18 ons per minggu. • Hindari sebisa mungkin konsumsi daging olahan. • Usahakan aktifitas fisik sebanyak mungkin. • Tetap memenuhi kebutuhan gizi, melalui makanan. • Konsumsi makanan tanpa-kalori, seperti minuman manis harus dibatasi • Pembatasan konsumsi alkohol • Pasien yang telah berhasil sembuh dari kanker harus mengikuti rekomendasi ini. Ditambahkan bahwa obesitas meningkatkan risiko pembentukan batu empedu, dan adanya batu empedu ini meningkatkan risiko kanker kandung empedu, yang diperkirakan terjadi dari supersaturasi kolesterol. Kegemukan mempengaruhi kadar hormon yang bersirkulasi seperti insulin, insulin-like growth factors dan estrogen, yang akan memunculkan keadaan yang memacu karsinogenesis dan mengurangi apoptosis. Hal ini merangsang respon inflamasi tubuh yang akan mengarah pada mulainya dan progresifitas beberapa kanker. Beberapa penelitian lain memperlihatkan peningkatan kejadian limfoma non-Hodgkin, leukimia dan mieloma multipel pada pasien obes. Bahkan pada beberapa laporan, hubungan obesitas dengan kanker-kanker ini dinyatakan bermakan secara statistik. Diperkirakan hal ini terjadi karena obesitas menyebabkan inflamasi patologik dan perubahan respon imun, yang mana kedua faktor ini akan mempengaruhi fungsi limfoid dan fungsi sel hemapoetik. Para ahli mengatakan bahwa dokter perlu langsung mengatasi kelebihan berat badan yang ditemukan pada pasiennya, bahkan apabila baru terlihat sedikit peningkatan berat badan. Dengan pasien obes dan kelebihan berat badan, dokter perlu membicarakan diet, aktivitas fisik dan olah raga. Setiap orang uang obes dan kelebihan berat badan dianjurkan untuk berdiskusi dengan dokter berhubungan dengan berat badannya dan rencana aktifitas fisik yang akan dilakukan untuk mengurangi risiko kanker.Kesimpulan: • Pada masa yang akan datang, obesitas kemungkinan akan menjadi penyebab utama terjadinya kanker. • Obesitas, kurangnya aktivitas dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. • Dokter perlu melakukan tindakan preventif, dalam hal ini mengatasi kelebihan berat badan pada pasien yang obes dan overweight dan berdiskusi dengan pasien mengenai diet dan aktifitas fisik yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya kanker.

bulimia nii...




Bulimia
Merupakan penyakit mental yang ditandai dengan pola makan yang berlebihan dan berbahaya.

GEJALA
* Rasa khawatir yang berlebihan terhadap bertambahnya berat badan
* Makan dalam jumlah yang besar lalu dimuntahkan
* Sakit tenggorokan yang kronis
* Penipisan lapisan email gigi
* Kebiasaan buang air tidak teratur
* Pembengkakan kelenjar ludah
* Dapat terjadi penurunan berat badan yang berat.

PENYEBAB
* Tidak diketahui secara pasti, namun diperkirakan ditimbulkan oleh kekhawatiran yang amat sangat terhadap kegemukan.

KOMPLIKASI
* Dehidrasi berat.

YANG DAPAT ANDA LAKUKAN
* Ke dokter/ahli jiwa bila anda menduga bulimia.

TINDAKAN DOKTER
* Menerangkan tentang keadaan yang dialami
* Mengobati kelainan dengan obat yang tepat
* Mengirim penderita ke RS untuk mengatasi dehidrasi
* Merujuk ke ahli jiwa.

PENCEGAHAN
* Makan scara normal, diet seimbang
* Bila menginginkan penurunan berat badan, mulailah dengan bimbingan ahli gizi.

tentaangg anoreksia...


ANOREKSIA

Definisi
Anoreksia adalah kelainan psikis yang diderita seseorang berupa kekurangan nafsu makan meski sebenarnya lapar dan berselera terhadap makanan. Kondisi ini umumnya ditandai beberapa gejala psikologis:
- Keinginan memiliki tubuh kurus
- Ketakutan berlebihan terhadap kegemukan
- Penolakan untuk mempertahankan berat
badan yang normal
- Hilangnya siklus menstruasi
- Mempelajari tentang makanan dan kalori
secara berlebihan
- Menyembunyikan atau sengaja
membuang makanan


Sekitar 95 persen penderita anoreksia adalah perempuan berstatus sosial ekonomi menengah ke atas. Kelainan ini mulai muncul di masa remaja dan kadang di masa dewasa. Anoreksia bisa bersifat ringan, sementara atau berat dan berlangsung lama.


Penyebab
Hingga kini belum diketahui penyebab anoreksia. Para ahli kesehatan berpendapat bahwa faktor sosial memegang peranan penting. Umumnya penderita ingin menjadi kurus karena merasa kegemukan.

Penderita menganggap dirinya tidak menarik, tidak sehat dan juga tidak diinginkan. Penderita anoreksia bisa mengalami dehidrasi dan cenderung sering pingsan. Kelainan ini juga memicu kematian mendadak karena irama jantung yang tidak normal.

Gejala Anoreksia

*Meningkatnya perhatian secara berlebihan pada makanan dan berat badan
*Meskipun sudah kurus namun tetap merasa gemuk
*Selalu menyangkal kalau dirinya sudah kurus
*Melakukan olahraga berlebihan untuk mengendalikan berat badan
* Tidak mengeluh meski nafsu makan dan berat badan berkurang